Hari ketiga dikantor baru. Super quick adaptasi. Job desk yang berbeda. Jadwal on the spot full seminggu, 2 nasabah per hari. Rute jalan kekantor yang lebih jauh dari rumah. Jam pulang kantor yang balapan sama tenggelamnya matahari. Resiko pekerjaan yang makin tinggi. Feels like i have no life beside office. Thank God i have my husband. Semacam oase ditengah kesumpekan hari. Yang bikin pingin buru-buru pulang *selain karena kelaperan* buat cerita seharian, ketawa2 bareng, i can tell all of my dreams with him. Nikah itu menyenangkan kawan :)
Hari ini aku terjebak ditengah-tengah percakapan 2 bapak yang punya anak perempuan remaja menjelang dewasa. My boss and my client. Kita ber-enam lagi business meeting di restoran Korea Mall kece di Selatan Jakarta. This conversation start with: "anak jaman sekarang susahnya dibilangin,,,". Lalu mulailah saling curhat gimana anak perempuan kesayangan mereka yang udah pegang SIM A mulai nyetir kemana-mana sendirian, g mau pake supir, apalagi dianterin bapaknya. Gimana kuatirnya mereka kalo jam 9 malem anak-anak mereka belum sampai rumah. Gimana detailnya mereka berusaha kenal siapa teman-teman dekat mereka. Bahkan bosku sampe bilang "nduk, kalo orang lain anaknya sakit, bapaknya masi bisa ketawa sama anaknya yang lain, lha bapak cuma punya kamu' saking emoh2nya si anak dikuatirin bapaknya. Dan saya makin kepikiran, karena percakapan ini berasal dari bapak2 pengusaha dan pejabat super sibuk nya Jakarta.
Aku langsung keinget bapak dirumah Surabaya. Ternyata kayak gini toh yang ada dipikiran bapak 6-8 tahun yang lalu, jaman aku SMA sampai kuliah. Masih inget rasa sebelnya ditelpon rumah tiap beberapa menit kalo sampe jam 10 malam masih keliaran nyetir mobil sendiri. Masih inget rasa malesnya denger pertanyaan bertubi-tubi bapak dan ibu kalo minta ijin pergi ke suatu acara. Ternyata sekuatir ini toh orang tua sama anak perempuannya.
Hari ini aku belajar hal baru. Belajar melihat suatu hal dari sudut pandang orang tua. Dan sekarang rasanya semuanya jadi makes sense. Alasan-alasan dan makna dibalik sikap orang tua kita dulu. Jadi, buat kamu disana yang sering sebel sama sikap orang tuamu, terimalah, turutilah, nanti suatu saat kamu akan mengerti. Disaat kamu sudah berada di posisi mereka.
Salam insomnia