Monday, May 30, 2016

7 cara menjalani hidup lebih berkualitas

        Setelah beberapa kali short escape travelling di tahun ini, saya mendapatkan cara pandang baru dalam menyikapi hidup. Begitu mencicipi kehidupan diluar Jakarta, saya jadi merasa selama ini ritme hidup saya terlalu cepat dan selalu terburu-buru. Bangun pagi, mandi, berangkat kantor, sampai kantor baru sempat sarapan seadanya, duduk dalam waktu lama, pulang kantor matahari sudah digantikan bulan, menembus macetnya Jakarta, sampai rumah cuman sempat mandi, kadang makan kadang tidak, nonton tv, mainan gadget sampai ketiduran. Errrr not a great examples of my dream life. Tidak heran jika saya selalu merasa exhausted, merasa kelelahan yang tidak ada penyebabnya, merasa lelah tapi tidak bisa tidur, dan merasa selalu kekurangan waktu tapi tidak merasakan nilai tambah setiap hari.


        Saya berkesempatan travelling ke banyak tempat tahun ini, entah balas dendam karena 3 tahun terakhir paspor saya kosong, atau karena cuti saya sering hangus tidak terpakai, beberapa waktu ini saya sering pergi keluar dari rutinitas. Saya pergi ke Ubud mencari ketenangan, saya pergi ke Jepang merasakan perpaduan modern dan traditional life, dan saya pergi ke Hongkong untuk bersenang-senang. Setiap orang punya tipe hidup masing-masing, dan saya kebetulan senang dengan tempat yang tenang, di Indonesia saya baru menemukan 2 daerah yang sempurna untuk tempat menjalani hidup: Yogyakarta dan Ubud, Bali. Selama berada di 2 daerah ini, saya baru benar-benar merasakan kehidupan. Semua berjalan damai, saya masih punya waktu untuk menikmati hal lain selain menghabiskan waktu didalam kubikel kantor dan didalam mobil sepanjang perjalanan yang macet. Saya masi bisa berjalan kaki santai tanpa takut terserempet kendaraan, tanpa menghirup udara berpolusi, dan tanpa takut digangguin orang iseng. Saya masih bisa makan dengan tenang, dengan lauk yang sederhana, dan harga yang bersahabat. Saya masih bisa dengan mudahnya mendapatkan makanan sehat, saya masih bisa mendapatkan banyak hal yang tidak saya temukan di Jakarta.

        Berikut beberapa hal yang sedang coba saya lakukan untuk bisa menjalani hidup yang lebih berkualitas:

1. Earthing
apa itu earthing? earth = bumi. earthing = membumi. As simple as kita lebih dekat dengan alam. Hal ini berawal saat saya mulai sering "kesetrum" saat menaiki tangga eskalator. Dan semakin kesini, saya bisa kesetrum saat bersenggolan dengan lengan suami. Aneh. Dan sedikit menkhawatirkan. Kebetulan saya gemar membaca, suatu ketika saya mendapatkan jawaban dari sebuah artikel yang menyatakan jika kita sering kesetrum pada saat menaiki eskalator atau pada saat mencabut pasang flashdisk dilaptop, itu berarti kadar magnesium dan zinc didalam tubuh kita terlampau tinggi. Sejak saat itu saya mencoba untuk menyeimbangkan makanan. Pencerahan yang lebih mencengangkan lagi datang kemudian setelah saya mengikuti salah satu workshop holistik di Ubud, Bali. Ketika kita mulai sering kesetrum, bahkan pada saat bersenggolan dengan orang lain, itu berarti sisa-sisa residu barang elektronik yang kita gunakan sepanjang hari masih menempel terlampau tinggi didalam tubuh kita. Menyeramkan :( tidak terbayangkan didalam tubuh saya banyak sekali listrik-listrik yang tidak seharusnya ada. Cara menetralisir hal tersebut adalah : dengan berjalan-jalan tanpa alas kaki diatas rumput dan tanah. Sudah lihat film X-men terbaru? pasti tahu sosok magneto yang bisa mengangkat segala jenis logam dari dalam tanah. Iya, tanah bisa menyerap zat-zat aneh itu. jadi sejak saat itu saya selalu sempatkan setiap hari untuk berjalan tanpa alas kaki diatas rumput.

2. Makanlah hanya makanan yang bersih dan sehat. Mulai sadari dan perhatikan apapun yang kita makan dan masuk kedalam tubuh. Cara paling ideal ya bikin makanan sendiri. Kalaupun belum bisa, walupun kita beli tetap perhatikan dan pastikan makanan kita sebisa mungkin tidak ada tambahan zat-zat asing, pengawetkah, penyedap rasakah, pewarnakah, dll. Stop makan MSG, gorengan, dan makanan jahat lainnya. Yang biasa sarapan nasi putih, pelan-pelan dikurangi atau ganti dengan nasi hitam/coklat/merah.Yang biasa sarapan berat, pelan-pelan beralih ke dominasi sayuran dan buah-buahan.Bisa oatmeal, salad sayur, potongan buah. Atau yang paling enak dan mudah untuk saya adalah sarapan pecel tanpa nasi atau gado-gado tanpa lontong. Kalaupun belinya nasi campur/ nasi rames kurangi porsi nasi jadi separuh, lalu tambahin sayur 2 porsi. Lauknya apa aja, asalkan kurangi gorengan (pecel ayam/pecel lele), bukan apa-apa, minyaknya ituloh syerem. Yang penting lagi, jalani dengan gembira dan penuh kesadaran untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.

3. Olahraga dan bergerak setiap hari. Saya sama sekali tidak pernah olahraga. Pernah dapat voucher member gym terkenal selama 3 bulan dan lokasinya di seberang kantor, dekat sekali. Tapi akhirnya berujung hangus tidak terpakai. Mau berenang? Males rasanya, dingin dan lelah setelah pulang kantor. Jalan kaki atau CFD-an (Car Free Day) setiap weekend? Selalu berujung bangun siang dan gegoleran dikasur sepanjang hari. Tidak heran kalau badan saya terasa lemas dan gampang capek. Akhirnya saya siasati dengan cara olahraga dikamar pake instruktur zumba via youtube. Problem solved. Kemudian saya praktekkan juga, selama dikantor saya selalu sediakan minum air mineral 1 gelas besar disamping meja, otomatis karena ingin kekamar mandi jadi sekaligus alarm untuk saya bergerak jalan dan tidak kelamaan duduk. Setiap 1 jam streching tangan, kaki, pinggang. Olahraga yang murah lainnya : cuci baju, setrika, sapu dan pel lantai, memasak, naik turun tangga. Gampang, Murah, Sehat, tidak banyak alasan hehe

4. Stress release. Lakukan hanya hal-hal yang membuat kita bahagia. Kalau saya? menulis, bertemu dengan teman, dan membaca buku. Mungkin yang lain cukup dengan memulas lipstik dengan warna favorit kita, atau nonton film Descent of the sun, atau olahraga dance, apapun itu, lakukan.

5. Membereskan meja kantor, merapihkan berkas, membuang sampah dan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Ini juga berlaku untuk ruang didalam mobil, lemari baju, dan kamar tidur pastinya. Saya percaya pikiran yang ruwet tercermin dari kamar dan sekitar kita yang berantakan. Begitupun sebaliknya, kalau lihat sekeliling kita berantakan, pikiran dan mood juga akan tidak bagus. Vice Versa. Ada buku bagus yang saya rekomendasikan terkait pengaturan. Penulisnya orang Jepang namanya Marie Kondo, Judul bukunya Sparks Joy. "Only keep goods that sparks joy to you". Coba deh cek hashtag #mariekondo atau di lihat videonya di Youtube. Super mengingspirasi saya untuk hidup lebih teratur dan rapi.

6. Cobalah menanam benih sayuran. Kalau punya rumah yang ada tamannya bagus, tapi kalaupun lahan terbatas masih bisa tanam di pot. Beli bibit random, disiram setiap hari, dan amati pertumbuhannya. Setelah bisa dipanen bisa buat bahan masakan atau campuran salad. Yummm sehat dan segar pastinya. Selain itu bisa juga pelihara ayam petelur. Nanti kalau mau sarapan tinggal ceplok telur. Ini saya terinspirasi dari buku Home Cooking nya Jamie, dimana dia memasak sesuai dengan hasil kebunnya dan ternak ayam dihalaman rumah. Saya jadi membayangkan suatu hari nanti saya akan hidup simpel, makan dari hasil bumi yang saya tanam sendiri, mengolah sendiri untuk keluarga, dan menikmatinya bersama-sama sambil duduk bareng diruang keluarga. What a wonderful life :)

7. Travelling. Entah sejak kapan saya tertarik dengan kebudayaan, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Dan pemikiran ini semakin menjadi-jadi setelah saya mulai kerja dan menghasilkan uang sendiri dan bisa mulai travelling. Travelling pertama saya keluar negeri adalah ke Singapura. Pengalaman naik MRT, jalan kaki dan merasakan ambience kotanya yang rapi dan bersih, dan deg-deg an pertama pesen makan pakai bahasa Inggris jadi pengalaman yang membekas diingatan. Perasaan "penuh" inilah yang membuat saya ketagihan. Saya menikmati duduk ditransportasi umum sambil mendengarkan berbagai macam bahasa dan ekspresi orang-orang disamping kanan kiri depan saya yang asyik berbincang. Saya menikmati makanan lokal yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Saya menikmati berjalan kaki sambil melihat sekeliling, merekam setiap momen yang ada dalam ingatan saya. Serius, pergilah travelling. Nabung, persiapkan cuti. Buat saya travelling itu salah satu investasi hidup. Spending money for new experience, new perspective of life, new friendship, new story to tell to my child and grandchild. All of this is priceless.

Selamat Mencoba dan Jangan Lupa Bahagia

12 comments:

  1. Very nice post Mba. Aku juga berusaha selalu nginjek bumi nih. Soalnya kamar kost dan kantor di lante yang nggak melekat ke tanah. Haha. Ngefek banget emang jalan di tanah atau rumput buat jaga keseimbangan energi kita :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama niaaa sejak balik dari Ubud aku jadi berusaha lebih dekat dengan alam. Selain istilah earthing ada juga yang namanya hugging tree jadi selain rajin jalan ditanah juga bisa peluk pohooon hehe. Selain tumbuhan, sayang hewan juga bisa jadi 1 alternatif lain

      Delete
  2. olahraga nih yang masih jarang, hehehe, tapi kalau jalan kaki sih suka, apalagi kalau di mall :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo jalan kakinya di mall bikin dompet sakit hehehe

      Delete
  3. No 1 dan 6 masih beluuuuum. Menarik banget tulisannya lis. Memang hidup tergesa-gesa ini membuat kita jadi kurang menikmati hidup. Couldnt agree more.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang nomer 1 suka bikin kayak orang gila XD sekarang tiap pergi kemana selalu nyari rerumputan lalu buka sepatu hehe. Live life to the fullest :)

      Delete
  4. Yak, suka banget sama postinganmu ini. Aku dan suami juga suka kesetrum kalo nutup pintu mobil. Jadi dapet jawabannya deh. Oiyaaa pas traveling ke Singapur ada rerumputan luas di Gardens by the bay. Travelingnya dapet, nginjak rumputnya dapet hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata bukan cuman aku aja yaa yg suka setrum2an XD sekarang udah agak mendingan, cabut pasang flashdisk di laptop udah g pernah nyetrum. Kalau mau tidur jauhkan barang elektronik disekitar kasur dan matikan lampu tyyy

      Delete
  5. Mba tiaaa.. Ubud is my favorite place too after Jogja ❤ kalau lagi ke Bali pasti lebih excited waktu di Ubud dibanding daerah yg lain.

    Ngomong-ngomong soal kesetrum, tahun lalu pernah banget aku lagi gampang kesetrum gitu.. buka pintu & pegang gagangnya yg dari besi aja langsung kaget kesetrum, sampai jalan sebelahan sama adekku aja juga kesetrum yg ga cuma nyelekit sedikit, malah sampai kaget sendiri hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo ke Ubud lebih sering ketemu bule daripada orang lokal ya ndah XD wahhh ternyata kita hampir semua pernah terkontaminasi gadget :( habis gimana lagi ya ndah, tiap hari belom bisa lepas dari perangkat elektronik hiks

      Delete
  6. aku ketemu blog ini dari Instagram. Asiiik banget bacanya. Cuman, jarang di-update ya sist? Hihi.

    Moga2 abis Lebaran semakin rutin update blog juga yah. Salam kenal :)

    bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih semangatnya :) semoga saya semakin rutin menulis. salam kenal juga

      Delete